Saturday, August 28, 2021

Sekilas Jenis dan Macam pakaian adat Bali

 

Negara mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI yang diatur dalam undang undang, Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai nilai budayanya.

 

 


Tiada terbantah oleh narasi manapun, bahwasanya Indonesia merupakan negara yang berpotensi maju juga unik. Didukung oleh aneka suku bangsa, yang kesemuanya menghadirkan aneka budaya indah serta unik tidaklah jarang diantaranya ada yang bernuansa sakral ( ada istilah metaksu di tanah Bali). Kita ambil salah satu contoh riilnya ; pakaian adat. Banyak suku tentulah banyak pula macam pakaian adatnya dari masing masing daerah tingkat satu seindonesia. Pakaian adat itu latah disebut juga pakaian tradisional, dari setiap provinsinya memiliki juga keunikan masing masing, karena itulah kita semua sebagai warga negeri memiliki kewajiban untuk melesatrikan agar tidak punah sirna. Ketahuilah nilai budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat merupakan kekayaan yang begitu besar nilainya.

 

pakaian adat serupa, banyak dipakai menjelang upacara metatah/potong gigi

Karena Bali itu merupakan barometernya budaya Indonesia, kita menoleh sejenak tentang pakaian adat warga tanah Bali. Setidaknya ada tiga jenis pakaian adat Bali yang lumrah dikenakan oleh masyarakat Bali. Pertama pakaian adat untuk upacara keagamaan, kedua pakaian adat untuk upacara pernikahan, dan yang kertiga yakni pakaian adat untuk aktivitas sehari hari. Pakaian adat khas Bali ini tentu berbeda antara yang dipakai oleh laki laki atau perempuan. Misalnya pemakaian sanggul ke pura oleh remaja putri, mereka memakai sanggul pusung gonjer, sedangkan perempuan dewasanya memakai sanggul pusung tagel.  Ada namanya busana agung, merupakan pakaian adat Bali termewah, latah dipakai pada rangkaian acara metatah (potong gigi) atau perkawinan. Memiliki beberapa variasi tergantung tempat, waktu, serta keadaan. Berkainkan wastra wali khusus untuk upacara, atau  wastra putih sebagai simbul kesucian. Tapi tidak jarang juga kain dalam pakaian adat Bali giganti dengan kain songket yang amat pas sebagai wakil kemewahan bagi pemakainya. Untuk para laki laki Bali, selain memakai kain, mereka juga memakai kampuh gelagan /dodot yang dipakai hingga menutupi dada. Sementara perempuan Bali, sebelum memakai busana agung latahnya memakai kain lapis dalam yang disebut sinjang /tapih, sebagai pengatur langkah wanita agar tampak anggun.

 

pakaian adat madya paling sering dipakai kala ada upacara keagamaan

Pakaian adat Bali itu selian memiliki nilai keindahan, juga mengandung aneka nilai filosofis juga simbolik yang tersembunyi dalam bentuk, fungsi, dan makna. Itulah sebabnya dalam pakaian adat Bali juga ada ornamennya juga simbul yang memiliki arti tersendiri. Kelengkapan pakaian adat Bali ada beberapa item, misalnya kamern untuk pria, songket untuk pria dan wanita. Udeng untuk pria dan sanggul  lengkap dengan tiaranya untuk wanita. Laki laki Bali juga mengenakan keris, sedangkan wanitanya memakai kipas/kepet (bhs.Bali) sebagai pelengkapnya. Pakaian adat Bali lengkap biasanya dikenakan saat upacara adat dan keagamaan atau upara perayaan besar. Ada juga pakaian adat madya, yang dikenakan kala ritual sembahyang harian atau pada saat menghadiri acara menggembirakan, misalnya pesta kelahiran anak, bersyukur atas keberhasilan panen, kelulusan anak atau penyambutan tamu. Filosofi pakaian adat Bali pada dasarnya sumbernya adalah ajaran Hyang Widhi, yakni Tuhan yang diyakini memberikan keteduhan, juga kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya. Pakaian adat Bali walau tidak baku sekali sejatinya pada dasarnya sama antara kabupaten di Bali, yakni kepatuhan terhadap Hyang Widhi. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta, pakaian adat Bali juga merupakan suatu penghormatan terhadap tamu yang datang.-   astungkara bermanfaat.—

Wednesday, August 18, 2021

Reduce dan Reuse

 

Memanfaatkan aneka barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai [pandai berminyak air] merupakan pekerjaan nan mulia.

 

 

Sudah jamak terjadi di lingkungan kita, mungkin karena akibat gaya hidup, yang persis bergaya hidup mewah paling tidak kita menghendaki yang serba instan. Waktu memanglah uang, tapi efeknya memang juga butuh uang untuk menuntaskan, riilnya sewa tukang bersih bersih dan membawa sampah sampai ke TPA. Tiada dinyana, setiap hari kita menghasilkan sampah ; sampah yang bisa terurai, sampah pembuat polusi sejenis pelastik kek, seteroform kek, atau bahkan sampah yang terkatagori membahayakan sejenis aneka batrai, aki, serta lainnya [Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3]. Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan – peraturan lain di bawahnya. Jenis – jenis Bahan Berbahaya dan Beracun diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

 

Tiada terbantah, kalau sampah tidak dikendalikan dengan tepat akan terus menumpuk serta menimbulkan aneka masalah, utamanya sampah dari kemasan makanan yang acap memakai pembungkus pelastik misalnya pelastik  yang dinamakan mika. Ada kalimat teori seratus praktek nol terbesar, sejatinya istilah itu tidaklah selalu benar. Mari kita terapkan sebuah teori untuk sampah, sedapat mungkin kita mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dengan cara memakai kembali kemasan sebelumnya, kita ganti secara perlahan sambil belajar, kemasan dengan bahan yang ramah lingkungan, sehingga pada akhirnya kemasan menghasilkan  sampah organik.

 

Pemakaian kembali suatu barang jelas dapat mengurangi suatu sampah, istilah ini latah dinamakan reduce/mengurangi. Semakin banyak kita menggunakan kemasan barang maka jelas kian banyak juga sampah yang dihasilkan. Demikianlah sebaliknya. Pemakaian kembali suatu barang dapat mengurangi sampah, inilah yang lumrah disebut reuse/memakai kembali. Pilihlah barang yang yang dapat dipakai kembali, hindari sedapat mungkin pemakaian barang yang disposable/sekali pakai. Tindakan ini jelas,dapat memperpanjang waktu pemakaian barang, sebelum ia menjadi sampah. Tehnik berikutnya yakni dengan mendaur ulang sampah, istilah ini latah dengan sebutan recycle/mendaur ulang. Memang tidak semua sampah dapat didaur ulang, namun kini di era covid sudah buanyak industri yang memanfaatkan aneka sampah menjadi barang lain, misalnya yang berbahan pelastik dan kertas. Jurus terakhir dalam mengatasi sampah dinamakan  replace/mengganti. Teliti barang yang kita pakai saban hari, gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Telitilah agar kita hanya memakai barang barang yang lebih ramah lingkungan.-   astungkara bermanfaat.

Sunday, August 8, 2021

Selintas Riwayat Maha Rsi Penerima Wahyu Weda

Penerimaan wahyu dari Hyang Widhi yang dterima oleh tujuh Maha Rsi, jumlahnya ribuan ayat ayat suci tersebar di seluruh negri. Kemudian dihimpun oleh Maha Rsi Wyasa/Krisna Dwipayana (putra dari Maha Rsi Parasara dengan Dewi Setyawati).

 

 

Prilaku para Maha Rsilah yang patut untuk diteladani,  dengan mudah didapatkan karena beliau senantiasa menjaga kesucian lahir bathin, dengan cara melakukan pemujaan saban hari (Surya Sewana) serta melaksanakan ; tapa, berata, yoga, juga semadhi. Beliau selalu dapat dijadikan panutan, pembimbing seluruh umat manusia lewat ajaran ajaran sucinya. Di era canggih serba instan kini walaupun di kancah pandemi covid global kita semua  seyogyanya meneruskan dan melaksanakan juga dapat meneladani prilaku para Maha Rsi untuk mengisi kehidupan dengan cara belajar sepanjang ayat dengan tekun  juga disiplin. Disiplin dalam artian ; disiplin berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, disiplin mengucapkan salam agama Hindu setiap berinteraksi dengan orang lain, disiplin mengucapkan doa doa sehari hari (dainika upasana), dan sebagainya.  Jika kita hendak melaksanakan tekeun dalam artian ; tekun berdoa, tekun sopan saat berinteraksi (senantiasa ucapkan salam), serta selalu berdoa setiap sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan dilanjutkan dengan bersyukur niscaya ketenangan dalam hidup kita rasakan, astungkara.

 

Selintas riwayat para Maha Rsi penerima wahyu cikal bakal Weda ;  Yang pertama ada Maha Rsi Grtsamada, beliau seorang Maha Rsi keturunan Sunahotra yang berasal dari keluarga Angira. Sonahotra adalah kelompok keluarga Bharadwaja. Dalam kitab Maha Baratha disebutkan bahwa  Maha Rsi Grtsamada merupakan keturunan dari Maha Rsi Senaka, merupakan Maha Rsi terkenal juga mumpuni aneka ilmu rohani dan kedigjayaan. Maha Rsi Grtsamada berputra Kurma, jasa beliau demikian besar pada umat Hindu, beliaulah yang menghimpun aneka mantra Reg Weda yang akhirnya ditulis jadilah buku Reg Weda Mandala II. Maha Rsi Wiswamitra, merupakan seorang kesatria, beliau bukan dari golongan brahmana, beliau putra dari Musika. Maha Rsi Wiswamitra meninggalkan kerajaannya untuk melakukan tapa berata di dalam hutan. Dari tapanya yang hebat, beliau mendapatkan anugrah menjadi Maha Rsi. Saking uletnya beliau bermeditasi, maka mampulah beliau mendengar aneka sabda suci dari Hyang Widi. Jasa beliau bagi umat adalah mengumpulkan juga menghimpun aneka mantra Reg Weda dalam Reg Weda Mandala III yang terdiri dari 58 suktha.  Maha Rsi Warmadewa, beliaulah yang acap dijuluki Brahmana Sempurna.  Dikatakan Brahmana Sempurna karena sejak dalam kandungan beliau telah mendapatkan penerangan dari Dewa Indra dan Dewa Aditi. Berbagai keajaiban beliau tunjukkan dari sejak kecil, acap juga beliau berbicara dengan Dewa Indra serta Dewa Aditi.  Jasa Maha Rsi Warmadewa bagi umat adalah mengumpulkan aneka mantra Reg Weda dalam buku Reg Weda Mandala IV.  Maha Rsi Atri, terlahir dari lingkungan keluarga brahmana, masa kecilnya dipenuhi tatanan kehidupan seorang brahmana, misalnya selalu mendekatkan diri kepadaNya  demikian juga semua anggauta keluarga beliau. Jasa Maha Rsi Atri bagi umat Hindu yakni mengumpulkan juga menghimpun aneka mantra Reg Weda pada buku Reg Weda Mandala V terdiri dari 87 suktha. ( 14 suktha diturunkan melalui Maha Rsi Atri, sisanya diturunkan melalui keluarga beliau).   Maha Rsi Bharadwaja, beliaulah penerima sebagian besar ayat  ayat Reg Weda karena kesucian hatinya. Keturunan beliau menyusun aneka mantra Reg Weda. Dalam Maha Baratha  di sebutkan bahwa Maha Rsi Bharadwaja adalah ayah dari Guru Drona yang terlahir dari Guci. Kumpulan wahyu mantra mantra dari Hyang Widhi oleh beliau pada buku Reg Weda Mandala VI terdiri dari 75 suktha.  Maha Rsi Wasistha, beliau salah seorang keturunan Rsi Vasistha. Dalam kitab Maha Baratha nama Wasistha disamakan dengan Wiswamitra, dalam kitab Matsya Purana disebutkan Rsi Wasistha mengawini Arundhani saudara perempuan Dewarsi Narada. Beliau tinggal dalam hutan Kamyaka yang sepi sunyi. Semua kumpulan wahyu yang beliau terima ada pada buku Reg Weda Mandala VII.  Maha Rsi Kanwa, beliualah Maha Rsi ketujuh sebagai penerima wayu cikal bakal Weda. Beliau berputrakan Prakanwa. Semua mantra mantra suci yang diterimanya ada dalam buku Reg Weda Mandala VIII.—

 

Astungkara berfaedah.

 

Monday, August 2, 2021

Kebinekaan Indonesia punya buanyak suku bangsa

Negara mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang undang

 

Negara besar Indonesia itu seperti halnya negara negara lain di dunia memiliki wilayah wilayah yang lebih kecil dalam tatanan pemerintahan, misalnya ada daerah tingkat satu, daerah tingkat dua, daerah kecamatan berujung pada daerah kebendesaan/kelurahan. Sedangkan sebagai penghuni daerah daerah tersebut merupakan satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu tanah air yang merupakan gabungan/union suku bangsa. Nyata adanya dalam satu daerah tingkat satu/provinsi ada lebih dari satu suku bangsa. Namun mereka dapat hidup rukun berdampingan dalam bingkai persatuan dan kesatuan  Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia itu sebuah negara yang mujur karena diberkahi oleh beragam suku, agama, serta bahasa (bahasa daerah). Ketahuilah Indonesia itu memiliki kekayaan 742 bahasa daerah, Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol agung kekayaan bangsa Indonesia akan adat, budaya, serta suku dan berbagai perbedaan lainnya, yang meski berbeda namun tetap bisa hidupberdampingan juga harmonis. Aneka suku bangsa Indonesia dengan berbagai ragam budaya uniknya.

 

Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan juga keindahan bangsa. Aneka faktor penyebab keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia ; Letak strategis wilayah Indonesia, kondisi negara kepulauan, keadaan transfortasi dan komuikasi. Kembali kita ke suku suku bangsa yang menjadi sebuah bangsa besar Indonesia, diantaranya ada ;

 

No

Daerah tingkat I

Didiami oleh suku

1

Aceh

Aceh, Alas, Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes, Singkil, Simeulue, Aneuk Jame, Tamiang, dan Kluet

2

Sumatra Utara

Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandaling, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Ulu, dan Nias

3

Sumatra Barat

Mentawai, Minangkabau, Guci, Jambak, Piliang, Caniago, Tanjung, Sikum Bang, Koto

4

Jambi

Anak Dalam, Jambi, Kerinci, Melayu, Bajau, Batin, Kubu, dan Penghulu

5

Riau

Akit, Melayu Riau, Rawa, Hutan, Sakai, Bonai, Laut, dan Talang Mamak

6

Kepulauan Riau

Melayu, Laut, dan Batak

7

Sumatra Selatan

Gumai, Kayu Agung, Kubu, Pasemah, Palembang, Ranau Kisan, Komering, Ogan, Lematang, Lintang, Semendo, dan Rejang

8

Kepulauan Bangka Belitung

Bangka, Belitung, Lom, Sawang, Sekak, Pangkal Pinang, Melayu, dan Toboali

9

Bengkulu

Enggano, Kaur, Lembak, Muko muko, Semendo, Serawai, Melayu, Sekah, Rejang, dan Lebong

10

Lampung

Abung, Krui, Melayu, Lampug, Rawas, Semendo, dan Paseman

11

Banten

Badui, Sunda, dan Banten

12

DKI Jakarta

Batawi

13

Jawa Barat

Cirebon, dan Sunda

14

DI Yogyakarta

Jawa

15

Jawa Tengah

Jawa, dan Samin

16

Jawa Timur

Jawa, Bawean, Madura, Tengger, dan Osing

17

Bali

Bali Aga, dan Bali Majapahit

18

Nusa Tenggara Barat

Sumbawa, Bima, Dompu, Donggo, Mandar, Bali, dan Sasak

19

Nusa Tenggara Timur

Alor, Rote, Timor, Sabu, Helong, Sumba, Dawan, Belu, dan Flores

20

Kalimantan Utara

Tidung, Bulungan, Banjar, dan Dayak

21

Kalimantan Barat

Dayak (Bidayauh, Desa, Iban, Kanayatan, Kantuk, Limbai, Mali,Mualang, Sambas, Murut, Ngaju,Punan, Ot Danum, dan Kayan)

22

Kalimantan Tengah

Dayak (Bara Dia, bawo, Dusun, Lawangan, Maayan, Ot Danum, Punan, Siang Murung, Ngaju, Maanyan, Buku Pao, Ot Dusun)

23

Kalimantan Timur

Dayak (Bulungan, Tidung, Kenyah Berusu, Abai, Kayan, Bajau Berau, Kutai, dan Pasir

24

Kalimantan Selatan

Dayak (Banjar, Bakumpai, Bukit, Pitap, Orang Barangas, Banjar Hulu, Banjar Kuala

25

Sulawesi Utara

Sangir Talaud. Minahasa, Bolaang Mangondow, dan Bantik

26

Sulawesi Tengah

Kailili, Pamona, Mori, Balatar, Wana, Ampana, Balantak, Bungku, Buol, Dampeles, Dondo, Kulawi, Lore, dan Banggai

27

Gorontalo

Gorontalo, Suwawa, Atinggola, Moongondow, dan Bajo Manado

28

Sulawesi Tenggara

Laki, Malio, Muna, Kulisusu Moronene, Wolio, Wononii, dan Buton

29

Sulawesi Selatan

Makassar, Bugis, Toraja, Bentong, Duri, Konjo, Pegunungan, Konjo Pesisir, dan Mandar

30

Sulawesi Barat

Mandar, Mamuju, Pattae, Tusomunya, dan Mamasa

31

Maluku

Ambon, Aru, Ternate, Tidore, Furu furu, Alifuru, Banda, Buru, dan Tanibar

32

Maluku Utara

Seram, Banda, Buru, Furur, Aru, Bacan, Gane, Kada, Kau, dan Loloda

33

Papua

Arfak, Mandacan, Bauzi, Biak Muyu, Ekagi, Fakfak, Asmat, Kaure, Tobati, Dera, dan Dani

34

Papua Barat

Doteri, Kuri, Simuri, Irarutu, Sebyar, Onim, Atam, Atori, Ayamaru, Ayfat, Baham, Kambrau, Karas, Karon, Koiwai, dan Biak.

 

Astungkara berfaedah.--  

 

Baca juga yang ini